Pendahuluan
Perlawanan
terhadap kolonialisme VOC kembali terjadi di pulau Jawa. selama ini telah
kita ketahui bahwa, banyak sekali terjadi kecaman terhadap VOC baik itu terjadi
dikalangan rakyat biasa hingga kepada wilayah kerajaan di wilayah Indonesia, namun
tak sedikit juga kerajaan di Indonesia, yang menjadi kaki tangan VOC
keegoisan untuk kepentingan tahta semata, tanpa memperdulikan nasib rakyatnya.
Contohnya
saja , kerajaan Pangkubuwana II yang menjalin persahabat dengan VOC, yang
bahkan VOC semakin berani untuk menekan dan melakukan intervensi terhadap
jalannya pemerintahan Pangkubuwana II.
Hal
ini menimbulkan banyak kritikan dan bahkan kecaman dari berbagai pihak, mulai
dari masyarakat bawahan hingga oleh para bangsawan kerajaan.
Dalam hal ini kita akan membahas
tentang perlawan Raden Mas’said dan Pangeran Mangkubumi kepada VOC.
Latar Belakang
Latar
belakang munculnya perlawanan Raden Mas’said terhadap VOC, bermula ketika ia
ingin meminta kepada punggawa kerajaan, untuk dinaikkan pangkat jabatannya. Hal
ini didasari oleh pengalamannya sebagai Gandek Keraton (pegawai rendahan di
Istana) ketika ia berusia 14 tahun. Namun permintaannya tidak dipenuhi,
melainkan hanya menuai pelecehan dari keluarga kepatihan, bahkan ia dianggap
membantu orang-orang Cina yang sedang berlangsung pada saat itu. Akibatnya,
Mas’said sakit hati kepada VOC yang dianggapnya menjadi dalng utama yang telah
mebuat kerajaan menjadi kacau akibat persekutuan yang dilakukan.
Sedangkan latar belakang Pangeran Mangkubmi dalam melakukan perlawanan adalah
tidak ditepatinya janji Pangkubuwana II, yang sebelumnya telah mengatakan bahwa
barangsiapa yang berhasil memadamkan perlawanan Mas’said ( yang lebih
dulu berontak terhadap persekutuan ), maka akan diberikan hadiah. Namun , hal
ini diingkari, setelah P.Mangkubuwana telah berhasil memadamkan perlawanan
Mas’said. Maka terjadilah pertentangan, hal ini diperparah dengan VOC
semena-mena ikut campurtangan dalam pemerintah kerajaan dengan mengatakan bahwa
P.mangkubumi terlalu ambisisus dalam mencari kekuasaan.
Jika disimpulkan inti dari
permasalahan yaitu VOC berusaha mencampuri urusan dalam negeri Mataram dan
memaksakan kehendak melalui berbagai perjanjian.
Jalannya Perlawanan
Akhirnya,
Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas’said, memutuskan untuk saling bersatu melawan
pemerintahan VOC, karena masing-masing , ketidakadilan yang diteriama oleh
keduanya. Raden Mas’said dan Pangeran Mangkubumi semakin bersatu setelah Raden
Mas’said dijadikan menantu oleh Mangkubumi. Mangkubumi dan Mas’said sepakat
untuk membagi wilayah perjuangan. Raden Mas’said bergerak di wilayah timur,
daerah Surakarta ke selatan terus ke Madiun, Ponorogo dengan pusatnya Sukowati.
Sedang, Mangkubumi konsentrasi di bagian barat dekat Pleret ( termasuk daerah
Yogyakarta sekarang ).
Hingga pada tahun 1749 dalam suasana
perang sedang gencar-gencarnya terjadi diberbagai tempat, terpetik berita kalau
raja Pakubuwana jatuh sakit.
Hingga
dalam keadaan sakit, Pangkubuwana dipaksa untuk menandatangani perjanjian
dengan VOC. Hal ini sangat berakibat pedih pada para punggawa dan rakyat
Mataram.
Sebab, perjanjian itu berisi
pasal-pasal :
1.
Susuhunan Pakubuwana II menyerahkan
kerajaan Mataram baik secara de facto maupun de jure kepada VOC.
2.
Hanya keturunan Pakubuwana II yang
berhak naik tahta, dan akan dinobatkan oleh VOC menjadi raja Mataram, dengan
tanah Mataram sebagai pinjaman dari VOC.
3.
Putera mahkota akan segera
dinobatkan. Sembilan hari setelah penandatanganan perjanjian itu Pakubuwana II
wafat.
Hal
ini semakin membuat Pangeran Mangkubumi dan RadenMas’Said, kecewa, hingga
mereka semakin meningkatkan perlawanan terhadap VOC.
Mereka
semakin gencar melaksanakan Perlawanan ,Mangkubumi dan Raden Mas Said
mendapat dukungan dari rakyat Mataram dan para bupati pesisir. Para pemberontak
di Jawa Tengah juga menggabungkan diri dengan mengadakan perang gerilya yang
sangat merugikan Belanda.
Pertempuran ini
terjadi di sungai Bogowonto, pasukan VOC banyak yang binasa, dan pimpinan
VOC De Clerk juga tewas. VOC akhirnya berhasil membujuk Pangeran Mangkubumi
untuk menandatangani Perjanjian Giyanti (13 Februari 1755).
Isi Perjanjian Giyanti adalah
Kerajaan Mataram dibagi dua, yaitu:
A.
Mataram Barat diserahkan kepada
Pangeran Mangkubumi dengan gelar Hamengku Buwono I, kerajaannya
dinamakan Kasultanan Yogyakarta.
B.
Mataram Timur, tetap dikuasai oleh
Paku Buwono III, kerajaannya dinamakan Kasultanan Surakarta. Untuk menghentikan
perlawanan Mas Said, VOC pada tahun 1575 membujuknya untuk menandatangani Perjanjian
Salatiga (17 Maret 1757) yang
isinya Kerajaan Surakarta dibagi dua, yaitu:
a.
Bagian barat diperintah oleh Sultan
Paku Buwono III, dan disebut Kasunanan.
b.
Bagian timur diperintah oleh Mas
Said, yang bergelar Pangeran Adipati Mangkunegoro I, wilayahnya disebut
Mangkunegaran.
Akibat dari perlawanan
Akibat
dari perlawanan Pengeran Mankubumi dan Mas Said baik untuk Indonesia
maupun VOC yaitu dampak yang ditimbulkan perang untuk Indonesia
yaitu membuat Mangkubumi bersedia menandatangani perjanjian Griyanti
dan Raden Mas Said menandatangani perjanjian Salatiga. Perjanjian yang
mereka setujui untuk menghentikan perlawanan dan memperoleh
wilayahnya masing-masing sesuai pada perjanjian serta mempersempit wilayah
mataram dan banyak masayarakat pribumi tewas dalam perlawanan.
Sedangkan dampak yang ditimbulkan
untuk VOC yaitu banyak prajurit Belanda yang tewas dalam
perang terutama pimpinan VOC De Clerk juga tewas. Hal ini
membuat pihak VOC tak bisa berkutik lagi sehinggaVOC harus membuat
perjanjian dengan Pangeran Mangkubumi untuk menandatangani Perjanjian
Giyanti (1755) dan Raden Mas Said untuk menghentikan Perlawanan.
Tokoh – tokoh yang terlibat
Raden Mas Said
Pangeran Mangkubumi
Kesimpulan
Perlawanan pangeran Mangkubumi dan Mas
Said berakhir setelah VOC memaatahkan perlawanan Mangkubumi dan Raden Mas Said
dengan menggunakan politik “devide et Impera “ yang berakhir dengan perjanjian
Giyanti yang disetujui oleh Pangeran Mangkubumi. Perjanjian Giyanti ternyata belum
menyelesaikan permasalahan, sebab Mas Said terus mengadakan perlawanan terhadap
Belanda. Untuk mengatasi perlawanan Mas Said, VOC mengadakan Perjanjian
Salatiga pada tahun 1757. Perlawanan
Pangeran Mangkubumi dan Mas Said disebut juga Perang Sukses.
0 komentar:
Post a Comment