Pengertian Break Even Point dalam Akuntansi
Break Even Point (BEP) ialah
titik impas di mana posisi jumlah pendapatan dan biaya sama atau seimbang
sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian dalam suatu perusahaan.
Break Even Point ini digunakan untuk menganalisis
proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah unit yang diproduksi atau sebanyak apa
uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas atau kembali modal.
Kelemahan BEP
Kelemahan Titik Impas
1.
Membutuhkan
banyak asumsi
2.
Bersifat
statis
3.
Tidak
digunakan untuk mengambil keputusan akhir
4.
Tidak
menyediakan pengujian aliran kas yang baik
5.
Kurang
mempertimbangkan resiko-resiko dalam masa penjualan
Manfaat BEP.
1. Alat perencanaan untuk hasilkan laba
2. Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat
volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut
tingkat penjualan yang bersangkutan.
3 Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan
4 Mengganti system laporan yang tebal dengan grafik
yang mudah dibaca dan dimengerti.
Fungsi Analisis BEP
Rumus BEP/analisis break even
point (Analisis balik modal) digunakan untuk menentukan hal-hal seperti:
§
Jumlah
penjualan minimum yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami
kerugian. Jumlah penjualan minimum ini berarti juga jumlah produksi minimum
yang harus dibuat.
§
Jumlah
penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba yang telah direncanakan atau
dapat diartikan bahwa tingkat produksi harus ditetapkan untuk memperoleh laba
tersebut.
§ Menentukan jumlah penjualan yang harus harus dicapai untuk memperoleh
keuntungan tertentu
§
Menganalisis
perubahan harga jual, harga pokok dan besarnya hasil penjualan atau tingkat
produksi. Sehingga analisis terhadap BEP merupakan suatu alat perencanaan
penjualan dan sekaligus perencanaan tingkat produksi, agar perusahaan secara
minimal tidak mengalami kerugian. Selanjutnya karena harus memperoleh
keuntungan berarti perusahaan harus berproduksi di atas BEP-nya (Prawirasentono
: 1997).
Jenis Break Event Point (BEP)
1. BEP Unit : BEP yang
dinyatakan dalam jumlah penjualan produk di nilai tertentu.
2. BEP Rupiah : BEP yang dinyatakan dalam jumlah
penjualan atau harga penjualan tertentu.
3 Elemen Rumus BEP
Ada 3 elemen dari rumus BEP yang menyusun perhitungan BEP
tersebut diantaranya :
1. Fixed Cost (Biaya tetap) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menyewa tempat
usaha, peralatan, komputer dll. Biaya ini adalah biaya yang tetap kita harus
keluarkan walaupun kita hanya menjual 1 unit atau 2 unit, 5 unit, 100 unit atau
tidak menjual sama sekali.
2. Variable cost (biaya variable) yaitu biaya yang timbul
dari setiap unit penjualan contohnya setiap 1 unit terjual, kita perlu membayar
komisi salesman, biaya antar, biaya kantong plastik, biaya nota penjualan, dll.
3. Harga penjualan yaitu harga yang kita tentukan dijual kepada
pembeli
Rumus
BEP (Break Even Point)
Berikut beberapa model rumus BEP
yang dapat digunakan dalam analisis Break Even Point :
1) Pendekatan Matematis
Rumus BEP yang pertama adalah
menghitung break even point yang harus
diketahui adalah jumlah total biaya tetap, biaya variabel per
unit atau total variabel, hasil penjualan total
atau harga jual per unit. Rumus yang dapat digunakan adalah sebagai
berikut:
Break even point dalam unit.
Keterangan :
• BEP Unit / Rupiah = BEP dalam unit (Q) dan BEP dalam Rupiah (P)
• Biaya Tetap =
biaya yang jumlahnya tetap walaupun usaha anda tidak sedang berproduksi.
• Biaya Variable = biaya yang jumlahnya meningkat sejalan peningkatan
jumlah produksi seperti bahan baku, bahan baku pembantu, listrik, bahan bakar,
dan lain-lain
• Harga per unit = harga jual barang atau jasa perunit yang dihasilkan.
• Biaya Variable per unit = total biaya variable perunit (TVC/Q)
• Margin Kontribusi per unit = harga jual per unit -biaya variable per unit (selisih)
Break even
point dalam rupiah.
Komponen Penghitungan Dasar Break Even Point
Break
Even Point memerlukan komponen penghitungan dasar seperti berikut ini:
1. Fixed Cost. Komponen ini merupakan biaya yang tetap atau konstan jika
adanya tindakan produksi atau meskipun perusahaan tidak berproduksi. Contoh
biaya ini yaitu biaya tenaga kerja, biaya penyusutan mesin, dll.
2. Variabel Cost. Komponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya
dinamis tergantung dari tindakan volume produksinya. Jika produksi yang direncanakan
meningkat, berarti variabel cost pasti akan meningkat. Contoh biaya ini yaitu
biaya bahan baku, biaya listrik, dll.
3. Selling Price. Komponen ini adalah harga jual per unit barang atau jasa
yang telah diproduksi.
Contoh :
Berikut Contoh
Kasus :
Diketahui PT. Gear Second memiliki
usaha di bidang alat perkakas martil dengan data sebagai berikut :
1. Kapasitas produksi yang mampu dipakai 100.000 unit mesin
martil.
2. Harga jual persatuan diperkirakan Rp. 5000,- unit
3. Total biaya tetap sebesar Rp. 150.000.000,- dan total biaya
variabel sebesar Rp.250.000.000,-
Perincian masing-masing biaya adalah
sebagai berikut :
1. Fixed Cost
Overhead Pabrik : Rp. 60.000.000,-
Biaya disribusi :Rp. 65.000.000,-
Biaya administrasi : Rp. 25.000.000,-
Total
FC : Rp.150.000.000,-
2. Variable Cost
Biaya bahan
: Rp. 70.000.000,-
Biaya tenaga kerja : Rp. 85.000.000,-
Overhead pabrik : Rp. 20.000.000,-
Biaya distribusi : Rp. 45.000.000,-
Biaya administrasi :
Rp. 30.000.000,-
Total VC
:
Rp.250.000.000,-
Penyelesaian untuk mendapatkan BEP
dalam unit maupun rupiah.
Penyelesaian :
Kapasitas
produksi 100.000
unit
Harga jual per unit
Rp. 5000,-
Total Penjualan 100.000 unit x Rp
5000,- = Rp. 500.000.000,-
Untuk mencari BEP dalam unit adalah sebagai berikut :
Keterangan
: Jadi perusahaan harus menjual 60.000 Unit perkakas martil agar BEP.
Kemudian, mencari BEP dalam rupiah
adalah sebagai berikut :
Keterangan : Jadi perusahaan harus mendapatkan
omset sebesar Rp. 300.000.000,- agar terjadi BEP.
Untuk membuktikan kedua hasil
tersebut dengan :
BEP = Unit BEP x harga jual unit
BEP = 60.000 unit x Rp.5000 =
Rp.300.000.000,-
2) Pendekatan Grafik
Kemudian rumus BEP yang kedua
yaitu pendekatan grafik menggambarkan hubungan
antara volume penjualan dengan biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan serta laba.
Selain itu juga untuk mengetahui biaya
tetap dan biaya variabel dan tingkat
kerugian perusahaan. Asumsi yang digunakan dalam
analisis peulang pokok ini adalah bahwa harga jual,
biaya variabel per unit adalah konstan.
Dari grafik di bawah terlihat
bahwa untuk tiap-tiap masing unit penjualan terdapat informasi yang lengkap
setiap rupiah penjualan, biaya tetap, biaya variabel, total biaya maupun laba
atau rugi. Jadi manajemen dapat melihat jika akan memproduksi sekian unit, akan
terlihat seluruh komponen di atas. BEP melalui grafik tampak jelas ditunjukkan
baik dari segi unit maupun rupiah yang diperoleh.
Pendekatan grafik dilakukan dengan
menggambarkan unsur-unsur biaya dan penghasilan kedalam sebuah gambar grafik.
Dalam gambar tersebut akan terlihat garis-garis biaya tetap, biaya total yang
menggambarkan jumlah biaya tetap dan biaya variabel, dan garis penghasilan
penjualan. Besarnya volume produksi/penjualan dalam unit digambarkan pada sumbu
horizontal (sumbu X) dan besarnya biaya dan penghasilan penjualan digambarkan
pada sumbu vertikal (sumbu Y).
Untuk
menggambarkan garis biaya tetap dalam grafik break
even point dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggambarkan garis
biaya tetap secara horizontal sejajar dengan sumbu X, atau dengan menggambarkan
garis biaya tetap sejajar dengan garis biaya variabel. Pada cara yang kedua,
besarnya contribution margin akan tampak pada gambar break even point tersebut.
Penentuan break even point pada
grafik, yaitu pada titik dimana terjadi persilangan antara garis penghasilan
penjualan dengan garis biaya total. dan Apabila titik tersebut kita tarik garis
lurus vertikal ke bawah sampai sumbu X akan tampak besarnya break even point
dalam unit. dan Kalau titik itu ditarik garus lurus horizontal ke samping
sampai sumbu Y, akan tampak besarnya break even point dalam rupiah.
Daftar Pustaka
1. Carter, William 2009. Akuntansi Biaya.
Edisi 14. Dialihbahasakan oleh Krista. Jakarta: Salemba Empat
2. 2000. Manajemen Keuangan: Teori, Konsep dan Aplikasi.
Penerbit EKONISIA, Yogyakarta.
3. Kuswadi 2005, Akuntansi Keuangan, Salemba Empat,
Jakarta.
4. Mulyadi 2001, Akuntansi Manajemen, EdisiKetiga,
Salemba Empat, Jakarta.
5. 1986. Analisa Laporan Keuangan, Yogyakarta.
6. 1990. Akuntansi Biaya dan Analisis
Laporan Keuangan, Andi Offset.
7. Hansen 2006, Akuntansi Manajemen, Buku Kesatu, Salemba
Empat, Jakarta.
8. Kuswadi 2005, Akuntansi Keuangan, Salemba Empat,
Jakarta.
9. Matzh, Adolph 1997, Akuntansi Biaya, Jilid
Kedua, PT Erlangga, Jakarta.
10. Milton, F 1996, Akuntansi Biaya,
Jilid Kesatu, PT Erlangga, Jakarta.
Link Download PPT : Materi Prakarya Break Even Point Lengkap (Pengertian BEP, Kelemahan BEP, Manfaat BEP, Fungsi Analisis BEP, Jenis BEP, Rumus BEP, Pendekatan Matematis BEP, Pendekatan Grafik BEP, Contoh Kasus BEP) : Download Materi Break Even Point Lengkap
BONUS SETIAP HARI DARI DONACO POKER 2021
ReplyDeleteDonacopoker adalah agen poker online Indonesia resmi yang melayani para pemain dari seluruh Indonesia untuk mendaftarkan diri dan bermain game kartu online yang unik. Untuk memberikan kenyamanan bagi pemain setia, Donacopoker hadir dan berikan bonus-bonus terbaik setiap harinya untuk semua game yang tersedia di Poker Online.
Keuntungan Jika bermain di website
- Proses Deposit dan withdraw maksimal 3 menit
- 100% No admin dan No robot
- Player vs Player
- Fair Play
Jalur Cepat:
WHATSAPP : +6281333555662
LINE : Donaco.poker
CHAT SEKARANG
Salam Kemenangan Untuk Anda.
Terima Kasih.
#DONACOPOKER #POKERIDN #POKERONLINE #BANDARCEME #CEME #DOMINO #SUPERTEN #CAPSA #OMAHA #BONUSPOKER #POKERTERPECAYA #DEPOSITPULSA