Sunday, September 17, 2017

Perlawanan Pangeran Mangkubumi dan Mas Said Terhadap VOC (Pendahuluan, Latar Belakang, Jalannya Perlawanan, Akibat dari perlawanan, dan Gambar)

Pendahuluan

Perlawanan terhadap kolonialisme VOC kembali terjadi di pulau Jawa.  selama ini telah kita ketahui bahwa, banyak sekali terjadi kecaman terhadap VOC baik itu terjadi dikalangan rakyat biasa hingga kepada wilayah kerajaan di wilayah Indonesia, namun tak sedikit juga kerajaan di Indonesia, yang menjadi kaki tangan VOC  keegoisan untuk kepentingan tahta semata, tanpa memperdulikan nasib rakyatnya.
Contohnya saja , kerajaan Pangkubuwana II yang menjalin persahabat dengan VOC, yang bahkan VOC semakin berani untuk menekan dan melakukan intervensi terhadap jalannya pemerintahan Pangkubuwana II.
Hal ini menimbulkan banyak kritikan dan bahkan kecaman dari berbagai pihak, mulai dari masyarakat bawahan hingga oleh para bangsawan kerajaan.
Dalam hal ini kita akan membahas tentang perlawan Raden Mas’said dan Pangeran Mangkubumi kepada VOC.

Latar Belakang
Latar belakang munculnya perlawanan Raden Mas’said terhadap VOC, bermula ketika ia ingin meminta kepada punggawa kerajaan, untuk dinaikkan pangkat jabatannya. Hal ini didasari oleh pengalamannya sebagai Gandek Keraton (pegawai rendahan di Istana) ketika ia berusia 14 tahun. Namun permintaannya tidak dipenuhi, melainkan hanya menuai pelecehan dari keluarga kepatihan, bahkan ia dianggap membantu orang-orang Cina yang sedang berlangsung pada saat itu. Akibatnya, Mas’said sakit hati kepada VOC yang dianggapnya menjadi dalng utama yang telah mebuat kerajaan menjadi kacau akibat persekutuan yang dilakukan.
            Sedangkan latar belakang Pangeran Mangkubmi dalam melakukan perlawanan adalah tidak ditepatinya janji Pangkubuwana II, yang sebelumnya telah mengatakan bahwa barangsiapa yang berhasil memadamkan perlawanan Mas’said  ( yang lebih dulu berontak terhadap persekutuan ), maka akan diberikan hadiah. Namun , hal ini diingkari, setelah P.Mangkubuwana telah berhasil memadamkan perlawanan Mas’said. Maka terjadilah pertentangan, hal ini diperparah dengan VOC semena-mena ikut campurtangan dalam pemerintah kerajaan dengan mengatakan bahwa P.mangkubumi terlalu ambisisus dalam mencari kekuasaan.
Jika disimpulkan inti dari permasalahan yaitu VOC berusaha mencampuri urusan dalam negeri Mataram dan memaksakan kehendak melalui berbagai perjanjian.

Jalannya Perlawanan

Akhirnya, Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas’said, memutuskan untuk saling bersatu melawan pemerintahan VOC, karena masing-masing , ketidakadilan yang diteriama oleh keduanya. Raden Mas’said dan Pangeran Mangkubumi semakin bersatu setelah Raden Mas’said dijadikan menantu oleh Mangkubumi. Mangkubumi dan Mas’said sepakat untuk membagi wilayah perjuangan. Raden Mas’said bergerak di wilayah timur, daerah Surakarta ke selatan terus ke Madiun, Ponorogo dengan pusatnya Sukowati. Sedang, Mangkubumi konsentrasi di bagian barat dekat Pleret ( termasuk daerah Yogyakarta sekarang ).
Hingga pada tahun 1749 dalam suasana perang sedang gencar-gencarnya terjadi diberbagai tempat, terpetik berita kalau raja Pakubuwana jatuh sakit.

Hingga dalam keadaan sakit, Pangkubuwana dipaksa untuk menandatangani perjanjian dengan VOC. Hal ini sangat berakibat pedih pada para punggawa dan rakyat Mataram.
Sebab, perjanjian itu berisi pasal-pasal :
1.      Susuhunan Pakubuwana II menyerahkan kerajaan Mataram baik secara de facto maupun de jure kepada VOC.
2.      Hanya keturunan Pakubuwana II yang berhak naik tahta, dan akan dinobatkan oleh VOC menjadi raja Mataram, dengan tanah Mataram sebagai pinjaman dari VOC.
3.      Putera mahkota akan segera dinobatkan. Sembilan hari setelah penandatanganan perjanjian itu Pakubuwana II wafat.

Hal ini semakin membuat Pangeran Mangkubumi dan RadenMas’Said, kecewa, hingga mereka semakin meningkatkan perlawanan terhadap VOC.
Mereka semakin gencar melaksanakan Perlawanan ,Mangkubumi dan Raden Mas Said mendapat dukungan dari rakyat Mataram dan para bupati pesisir. Para pemberontak di Jawa Tengah juga menggabungkan diri dengan mengadakan perang gerilya yang sangat merugikan Belanda.

Pertempuran ini terjadi di sungai Bogowonto, pasukan VOC banyak yang binasa, dan pimpinan VOC De Clerk juga tewas. VOC akhirnya berhasil membujuk Pangeran Mangkubumi untuk menandatangani Perjanjian Giyanti (13 Februari 1755).
Isi Perjanjian Giyanti adalah Kerajaan Mataram dibagi dua, yaitu:
A.  Mataram Barat diserahkan kepada Pangeran Mangkubumi dengan gelar  Hamengku Buwono I, kerajaannya dinamakan Kasultanan Yogyakarta.
B.  Mataram Timur, tetap dikuasai oleh Paku Buwono III, kerajaannya dinamakan Kasultanan Surakarta. Untuk menghentikan perlawanan Mas Said, VOC pada tahun 1575 membujuknya untuk menandatangani Perjanjian Salatiga (17 Maret 1757) yang isinya Kerajaan Surakarta dibagi dua, yaitu:
a.       Bagian barat diperintah oleh Sultan Paku Buwono III, dan disebut Kasunanan.
b.      Bagian timur diperintah oleh Mas Said, yang bergelar Pangeran Adipati Mangkunegoro I, wilayahnya disebut Mangkunegaran.

Akibat dari perlawanan 
Akibat dari perlawanan Pengeran Mankubumi dan Mas Said baik untuk Indonesia maupun VOC yaitu dampak yang ditimbulkan perang untuk Indonesia yaitu membuat Mangkubumi bersedia menandatangani perjanjian Griyanti dan  Raden Mas Said menandatangani perjanjian Salatiga. Perjanjian yang mereka setujui untuk menghentikan perlawanan dan memperoleh wilayahnya masing-masing sesuai pada perjanjian serta mempersempit wilayah mataram dan banyak masayarakat pribumi tewas dalam perlawanan.

Sedangkan dampak yang ditimbulkan untuk VOC yaitu banyak prajurit Belanda yang tewas dalam perang  terutama pimpinan VOC De Clerk juga tewas. Hal ini membuat pihak VOC tak bisa berkutik lagi sehinggaVOC harus membuat perjanjian dengan Pangeran Mangkubumi untuk menandatangani Perjanjian Giyanti (1755) dan Raden Mas Said untuk menghentikan Perlawanan.

Tokoh – tokoh yang terlibat


Raden Mas Said


Pangeran Mangkubumi


Kesimpulan

Perlawanan pangeran Mangkubumi dan Mas Said berakhir setelah VOC memaatahkan perlawanan Mangkubumi dan Raden Mas Said dengan menggunakan politik “devide et Impera “ yang berakhir dengan perjanjian Giyanti yang disetujui oleh Pangeran Mangkubumi. Perjanjian Giyanti ternyata belum menyelesaikan permasalahan, sebab Mas Said terus mengadakan perlawanan terhadap Belanda. Untuk mengatasi perlawanan Mas Said, VOC mengadakan Perjanjian Salatiga pada tahun 1757. Perlawanan Pangeran Mangkubumi dan Mas Said disebut juga Perang Sukses.

0 komentar:

Post a Comment