Awal mula datangnya orang – orang cina
- Orang china dating pada abad ke-5 dan sudah mengadakan hubungan dagang ke pulau jawa
- Pada masa kerajaan – kerajaan, banyak pedagang china yang tinggal di Indonesia di daerah pesisir dan bahkan banyak juga yang menikah dengan penduduk jawa.
- Pada masa VOC banyak juga orang china yang dating ke jawa
- VOC sengaja mendatangkan orang china Karena untuk mendukung ekonomi
- Tidak semua orang china yang dating adalah orang kaya, diantara mereka ada golongan orang miskin
Penyebab orang china melawan / memberontak VOC
- VOC menyelewengkan surat izin dengan membayar harga lebih mahal akibatnya banyak orang china yang tidak mampu membeli surat izin tersebut (Pungli)
- Orang china yang tidak memiliki surat izin (surat izin bermukim yang disebut Permissiebriefes atau surat pas) yang bermukin akan di tangkap dan dideportasi ke negaranya atau dipekerjakan di kebun-kebun pala milik VOC di Sri Langka, oleh Karena itu orang china membentuk gerombolan untuk memberontak VOC
- Meningkatnya populasi etnis Tionghoa di Batavia, sehingga pengangguran meningkat
Perlawanan orang china kepada VOC
- Pada tahun 1740 terjadi kebakaran di Batavia, VOC menafsirkan kebakaran tersebut disebabkan pemberontakan oleh orang china
- Orang china melakukan perlawanan dijawa tengah salah satu tokoh yang terkenal adalah Oey Panko
- Orang china mulai meluas dengan melakukan perlawanan dan kekacauan terutama di daerah pesisir jawa
- Perlawanan di jawa mendapatkan bantuan dari bupati
- Raja Paku Buwana II juga ikut melakukan perlawanan
- Pada tahun 1741 benteng VOC kartasura di serang hingga jatuh
Cara VOC untuk membatasi kedatangannya orang china
- VOC mengeluarkan bahwa setiap orang china harus memiliki surat izin atau disebut “Permissiebriefes”
- Apabila tidak memiliki surat izin maka akan ditangkap dan dibuang ke sri langka atau dikembalikan
- Orang china diberi waktu 6 bulan untuk mendapatkan surat izin
- Biaya untuk mendapatkan surat izin yang resmi harganya 2 ringgit per orang
Cara VOC untuk mengatasi pemberontakan orang china
- Serdadu VOC melakukan sweeping memasuki rumah – rumah orang china dan melakukan pembunuhan
- VOC segera meningkatkan kekuatan tentaranya
- VOC juga meningkatkan persenjataanya
Akibat Dari Kejadian
- Bagi bangsa Indonesia : kerugian karena wilayah Batavia porak poranda akibat pemberontakan dan pencurian barang-barang oleh orang-orang Cina.
- Bagi VOC : keuntungan karena penyelewengan harga pembuatan surat pas yang lebih mahal dan kerugian karena benteng VOC di Kartasura diserang oleh orang-orang Cina dan dibantu Raja Pakubuwana II serta orang-orang pribumi sehingga jatuh banyak korban dari pihak VOC.
Jalannya Pemberontakan
Orang-orang Cina sudah mengadakan hubungan
dagang ke Jawa dan jumlahnya pun semakin banyak. Pada masa perkembangan
kerajaankerajaan Hindu-Buddha dan Islam banyak pedagang Cina yang tinggal di
daerah pesisir, bahkan tidak sedikit yang menikah dengan penduduk Jawa. Begitu
juga pada masa pemerintahan VOC di Batavia, banyak orang Cina yang datang ke
Jawa.
VOC memang sengaja mendatangkan
orang-orang Cina dari Tiongkok dalam rangka mendukung kemajuan perekonomian di
Jawa. Orang-orang Cina yang datang ke Jawa tidak semua yang memiliki modal.
Banyak di antara mereka termasuk golongan miskin. Mereka kemudian menjadi
pengemis bahkan ada yang menjadi pencuri. Sudah barang tentu hal ini sangat
mengganggu kenyamanan dan keamanan Kota Batavia.
Untuk membatasi kedatangan orang–orang Cina ke Batavia, VOC mengeluarkan ketentuan bahwa setiap orang Cina yang tinggal di Batavia harus memiliki surat izin bermukim yang disebut permissiebriefjes atau masyarakat sering menyebut dengan “surat pas”.
Untuk membatasi kedatangan orang–orang Cina ke Batavia, VOC mengeluarkan ketentuan bahwa setiap orang Cina yang tinggal di Batavia harus memiliki surat izin bermukim yang disebut permissiebriefjes atau masyarakat sering menyebut dengan “surat pas”.
Apabila tidak memiliki surat izin,
maka akan ditangkap dan dibuang ke Sailon (Sri Langka) untuk dipekerjakan di
kebun-kebun pala milik VOC atau akan dikembalikan ke Cina. Mereka diberi waktu
enam bulan untuk mendapatkan surat izin tersebut. Biaya untuk mendapatkan surat
izin itu yang resmi dua ringgit (Rds.2,-) per orang.
Tetapi dalam pelaksanaannya untuk
mendapatkan surat izin terjadi penyelewengan dengan membayar lebih mahal, tidak
hanya dua ringgit. Akibatnya banyak yang tidak mampu memiliki surat izin
tersebut. VOC bertindak tegas, orang-orang Cina yang tidak memiliki surat izin
bermukim ditangkapi. Tetapi mereka banyak yang dapat melarikan diri keluar
kota. Mereka kemudian membentuk gerombolan yang mengacaukan keberadaan VOC di
Batavia.
Pada suatu ketika tahun 1740 terjadi kebakaran di Batavia. VOC menafsirkan peristiwa ini sebagai gerakan orang-orang Cina yang akan melakukan pemberontakan. Oleh karena itu, para serdadu VOC mulai beraksi dengan melakukan sweeping memasuki rumah-rumah orang Cina dan kemudian melakukan pembunuhan terhadap orang-orang Cina yang ditemukan di setiap rumah.
Pada suatu ketika tahun 1740 terjadi kebakaran di Batavia. VOC menafsirkan peristiwa ini sebagai gerakan orang-orang Cina yang akan melakukan pemberontakan. Oleh karena itu, para serdadu VOC mulai beraksi dengan melakukan sweeping memasuki rumah-rumah orang Cina dan kemudian melakukan pembunuhan terhadap orang-orang Cina yang ditemukan di setiap rumah.
Sementara yang berhasil meloloskan
diri dan melakukan pembrontakan di
berbagai daerah, misalnya di Jawa Tengah. Salah satu tokohnya yang terkenal
adalah Oey Panko atau kemudian dikenal dengan sebutan Khe Panjang, kemudian di
Jawa menjadi Ki Sapanjang. Nama ini dikaitkan dengan perannya dalam memimpin
perlawanan di sepanjang pesisir Jawa.
Perlawanan dan kekacauan yang dilakukan orang-orang Cina itu kemudian meluas di berbagai tempat terutama di daerah pesisir Jawa. Perlawanan orang-orang Cina ini mendapat bantuan dan dukungan dari para bupati di pesisir. Bahkan yang menarik atas desakan para pangeran, Raja Pakubuwana II juga ikut mendukung pemberontakan orang-orang Cina tersebut.
Perlawanan dan kekacauan yang dilakukan orang-orang Cina itu kemudian meluas di berbagai tempat terutama di daerah pesisir Jawa. Perlawanan orang-orang Cina ini mendapat bantuan dan dukungan dari para bupati di pesisir. Bahkan yang menarik atas desakan para pangeran, Raja Pakubuwana II juga ikut mendukung pemberontakan orang-orang Cina tersebut.
Pada tahun 1741 benteng VOC di
Kartasura dapat diserang sehingga jatuh banyak korban. VOC segera meningkatkan
kekuatan tentara maupun persenjataan sehingga pemberontakan orang-orang Cina
satu demi satu dapat dipadamkan. Pada kondisi yang demikian ini Pakubuwana II
mulai bimbang dan akhirnya melakukan perundingan damai dengan VOC.
0 komentar:
Post a Comment